Pada Kekasih yang menabir keindahan dalam tirai senja
aku menitipkan damba seorang pencinta
dalam hembus lembut angin barat
kucium halus aroma doa
wangi, harum semata
siapa aku, engkau
peziarah singgah mencintakan Cinta
atau perenang samudra fana teruai-kuai dalam ombaknya?
di pipi langit yang memerah
kueja baris-baris awan pemantul bias tunggal matahari
hasratku mengembun mendung
lalu meluruh jatuh memeluk bumi
tempat abadi melebur segala mimpi,
melantun puisi pertemuan paling dinanti
Cinta, hatiku hanya memahami
rindu Kekasih melebihi semua rindu
yang pernah ditangiskan hujan pada tanah,
ditembangkan semua ibu pada buah hati,
dicurah Adam pada Hawa di Jabal Rohmah
rindu yang azali hingga nanti, tiada terganti.
No comments:
Post a Comment